BOGOR - Puluhan siswa dari SMK Terpadu Ibadurrahman Sukabumi melaksanakan kunjungan industri ke Laundrea Laundry Service. Rombongan siswa ini belajar mengenai proses pencucian dan mengenal lebih dekat workshop Laundrea Laundry Service di Alternatif Sentul, Jl. Puslitbang Intel No. 03 RT. 007, RW. 011, Kel. Cijujung, Kec. Sukaraja, Kab. Bogor, Selasa (21/05/2024) mulai pukul 09.00 hingga 12.00 WIB.
Hadir dalam acara tersebut,
1. Owner dan CEO Laundrea Laundry Service, Sofwan Taufik Djasad, S.T
2. General Manager Laundrea Laundry Service, Herliza Efendy
3. Manager Laundrea Laundry Service, Marzuki
4. Kepala Sekolah SMK Terpadu Ibadurrahman, Ayatullah Mahdi Mudarisi
5. Kepala program Perhotelan, Adi Rusjana
6. Guru produktif Perhotelan, Erlan N
7. Guru produktif perhotelan, Dina Rusdiana
8. Guru pendamping, Frida
9. Tata Usaha, Santi
Baca juga:
Ini Dia, Cara Menulis Rilis dalam 3 Menit
|
Sebanyak 29 siswa-siswi SMK hadir dalam kegiatan kunjungan industri ini, didampingi guru pembina dan guru pendamping lainnya. Kedatangannya disambut dengan baik, kemudian diarahkan untuk melihat proses laundry.
Kunjungan industri diawali dengan ramah tamah di workshop Laundrea dengan diawali sambutan dan pemaparan company profile oleh Sofwan Taufik Djasad, S.T. selaku Owner dan CEO Laundrea Laundry Service.
Setelah itu dilanjutkan dengan kunjungan ke workshop dengan melihat bagaimana cara proses dari laundry kotor menjadi bersih dan siap untuk digunakan.
Sofwan menyampaikan, besar harapan kami bisa ikut serta dalam dunia pendidikan dan menambah jiwa entrepreneur kepada kepada para siswa-siswi yang di bangku sekolah khususnya dunia kejuruan.
Selagi masih bermanfaat untuk orang banyak kita sama-sama bangkit gerakan ekonomi bangsa untuk menjadi enterpreneur. Di SMK mempunyai salah satu kelebihan bisa menciptakan kejuruan, kemampuan dan kreatifitas dibandingkan dengan sekolah umum karena sudah terfokus dunia industri, " lanjutnya.
SMK Terpadu Ibadurrahman Sukabumi bisa memunculkan serta mengorbitkan siswa siswi yang berprestasi, kreatifitas sehingga mempunyai kompetensi untuk memiliki jiwa entrepreneur kedepannya, " ucap Sofwan.
"Lulusan SMK bisa menciptakan tenaga jiwa enterpreneur sehingga kami menumbuhkan semangat dunia pekerjaan untuk peserta didik dan jiwa - jiwa enterpreneur bisa ditumbuhkan sejak dari bangku sekolah.
Selain itu, siswa-siswi bisa menerima, menangkap dan menyerap bagaimana dunia industri menunggu mereka setelah selesai masa pendidikan.
Lanjutnya, siswa-siswi siap bekerja bahkan siap menjadi enterpreneur kedepannya. Sehingga menumbuhkan perekonomian bangsa, membuka lapangan pekerjaan dan bermanfaat untuk masyarakat luas.
”Menumbuhkan bibit-bibit enterpreneur sejak dari bangku sekolah sehingga ekonomi bangsa lebih baik mulai dari bangku pendidikan, bagaimana bisa menumbuhkan semangat cita-cita dan fokus mereka terhadap dunia pendidikan dan wirausaha, ” harapnya.
Di Workshop Laundrea laundry Service adalah tempat yang tepat ketika siswa-siswi ingin mengimplementasikan apa yang menjadi materi yang mereka terima dalam dunia pendidikan di sekolah dari teori menuju praktek dan bisa memaksimalkan ilmu yang ada di lapangan sebagai ilmu tambahan atau ilmu yang digunakan dalam kondisi operasional dan produksi di laundry, ” tegasnya.
Siswa-siswi bisa memahami bisnis proses dari sebuah laundry, ketika para siswa melakukan magang atau bekerja di perhotelan, maka siswa dapat mengetahui bisnis proses dari hulu ke hilir, ketika Praktek Kerja Lapangan (PKL) di hotel para siswa siswi mengetahui proses menjadi linen yang bersih dan baik, bagaimana hotel menjual kamar menggunakan sebuah proses awalnya dari laundry, " ucapnya.
Laundrea laundry tempat untuk bagaimana kita bisa memberikan edukasi, pemahaman bisnis proses laundry yang lebih tepat untuk dunia perhotelan, " ungkapnya.
Ditempat yang sama, Kepala sekolah SMK Terpadu Ibadurrahman Sukabumi, Ayatullah Mahdi Mudarisi mengatakan, kegiatan kunjungan ini merupakan salah satu program di kelas industri jurusan perhotelan dimana kita mendekatkan siswa dengan industri.
Tujuannya salah satu pengalaman secara real atau nyata untuk para siswa karena disekolah tidak ada fasilitas laundry memadai untuk praktek. Sementara di teori harus dikaitkan dengan syarat uji kompetensi keahlian.
"Kami terjun langsung ke tempat industri laundry supaya para siswa melakukan ujian prakteknya sebelum melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) baik di Hotel, Laundry, Housekeeping maupun di Food and Beverage, " ungkapnya.
Harapannya, memberikan pengalaman para siswa bersinggungan langsung baik sarana dan prasarana ataupun dengan SDM yang terlibat, sehingga para siswa mempunyai gambaran secara praktis di tempat ini, " tutupnya. (Hendi)